Minggu, 13 Januari 2008

"HEI, PA KABAR LO? GIMANA DAH JADI ORANG SUKSES BELOM?"

Kalimat itulah yang dilontarkan oleh temen penulis pas kebetulan ketemu pas tadi lagi makan siang,, penulis yang lagi makan langsung sontak kaget, dan cuma refleks aja ngebales "haha apaan lo? Lo sendiri gimana?"
Penulis dah lama gak ketemu temen yang satu ini sejak sama2 terdampar kuliah di Jogja, sekitar tiga tahun, dulunya satu SMA.. Pertemuan kita pas makan siang tadi juga singkat banget,, dia cuma nanya ke penulis gmana bisnis penulis, trus nanya brapa pnghasilan penulis sekarang.. Sebaliknya penulis cuma nanya ke dia, kerja di mana sekarang.. Ternyata dia kerja jadi akuntan lepas di bank BCA dengan make ijazah SMA-nya, dan insyaAllah dalam waktu dekat ini bakal diangkat jadi pegawai tetap. Bagus deh buat dia..

Itu sekilas aja tentang kejadian kecil,, cuma yang bikin penulis kepikiran itu ya kata2nya tadi "dah jadi orang sukses blom?". Sesaat penulis mikir, itu semacam ledekan.. Tapi setelah itu positive thinking penulis mulai bekerja dan ngasih pikiran ke otak kalo dia nanya kayak gitu gak ada maksud ngeledek, tapi serius, dan itu merupakan dorongan buat penulis.. Selesai kejadian itu pikiran penulis langsung penuh dengan flashback kondisi penulis 3 tahun lalu sampe sekarang.. Setelah itu penulis mulai bertanya2,, gmana kondisi gw 5 tahun dari sekarang? 10 tahun dari sekarang? Apa gak beda jauh dari sekarang? Gw udah sesukses apa? Keluarga gw sebahagia apa? [mungkin pembaca pernah mengalami dan memikirkan hal yang sama..]
Penulis berpikir, suatu saat kita pasti bakal ketemu dengan temen2 kita dulu. Mungkin temen kuliah, temen kos, temen SMA, SMP, bahkan SD.. Saat itu umur kita mungkin sudah bertambah sekian banyak, mungkin sudah ada yang kerja, sudah ada yang married dan punya anak, atau mungkin ada yang sudah jadi 'orang' dan terkenal.. Pertanyaannya adalah, ketika kita ketemu dengan teman kita itu, SIAPA KITA?? Orang sukseskah? Bahagiakah? dan SIAPA MEREKA?? Sukseskah? Bahagiakah?
Atau mungkin dalam kasus yang menyangkut cinta masa lalu, adalah mungkin ketika kita bertemu dengan mantan pacar kita dulu.. Mungkin baik kita maupun dia sudah berkeluarga.. Pertanyaannya adalah sama, SIAPA KITA?? Bahagiakah kita? dan SIAPA DIA?? Bahagiakah dia?
Berita buruknya adalah ketika jawabannya ternyata kita bukan siapa2, kita belum sukses, dan kita belum bahagia.. Dan ternyata teman atau mantan kita sudah menjadi 'orang', mereka sukses, dan bahagia.. (yaa baik juga sih,, siapa sih yang gak seneng temennya sukses)
Berita baiknya adalah, ketika ternyata berita buruk di atas belum tentu terjadi, kita bisa mengubahnya dari sekarang kalau kita mau..

Penulis mempunyai seorang teman angkatan 2001 yang blom lulus, dan dia selalu stress kalo ketemu temennya yang udah kerja, pake dasi, sepatu pantofel dan kalo ngobrol selalu ngomongin masalah kerjaaannya ato ngeluh tentang bosnya.. Temen penulis ini pasti panas dong kuping dan hatinya,, orang dia blom lulus dan blom kerja, ya stress jadinya.
Nah, stress itu bagus kalo kadarnya gak terlalu banyak, dia bisa jadi motivasi buat kita untuk lebih serius mikirin masa depan dan kerja keras dari sekarang.. Tapi kalo stress ini kadarnya dah overdosis, wah bisa gawat.

Obatnya sebenernya sederhana,, ini kalo yang penulis tau lho..
1. Sadari kalo tiap orang punya cara dan timing yang berbeda2 untuk sukses.
Iya dong,, gak mungkin semua orang jadi dokter, pasiennya siapa? Semua orang jadi karyawan, Manager ato Direktur, ya gak mungkin, owner perusahaannya siapa? Jadi semua orang punya cara masing2 untuk sukses.. Gak perlu iri sama kesuksesan orang, kita punya jalan dan timing kita masing2, sisanya tinggal kita yang mau usaha apa gak..
2. Akui kesalahan kita di masa lalu, mempelajarinya, dan berkomitmen untuk melipatgandakan usaha dari sekarang.
Kalo kita sekarang blom sukses, pastinya kita dulu melakukan kesalahan,, nah, cari apa tuh salah kita dan kita akuin bahwa kita salah.. Jangan malah nyari2 alasan ato kesalahan orang laen atas kegagalan kita.. Secepatnya kita harus berhenti mencari2 alasan kenapa kita gagal, sebaliknya kita harus menemukan alasan kenapa kita harus sukses.
3. Percaya sama Allah SWT,,
Penulis pernah baca sebuah buku yang bagus, di buku itu disebutkan bahwa orang yang banyak ngeluh dengan kondisinya sama saja dengan orang itu ngeluh bahwa Tuhan itu gak bijak.. Misalnya ada orang yang ngeluh kenapa dia cuma punya penghasilan sedikit, padahal dia ngerasa udah kerja keras,, itu sama artinya kayak dia mengeluh bahwa Tuhan itu gak bijak dalam ngasih rezeki ke ciptaan-Nya.. Percaya aja sama Allah SWT, Yang Maha Bijak, Yang tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kaum itu sendiri tidak mau merubahnya..

Memang intinya kita dilahirin dan hidup di dunia ini cuma sekali,, udah cuma sekali, masa kita mau cuma hidup jadi orang biasa? Harus sukses dong, ya gak? Memang sukses gak slalu diukur dari materi,, kita semua punya definisi beda2.. Apapun definisi kita untuk sukses, kita harus sukses menurut definisi kita masing2 itu.
Jadi ketika kita ketemu ama temen2 kita (especially mantan kita kali ya hehe), kita bisa nunjukin bahwa kita udah menempuh hidup dengan baik dan benar, berhasil menorehkan nama dengan bangga untuk garis keturunan, dengan jalan yang kita percaya, dan kita bisa berdiri tegap sebagai 'orang'..

Sebenarnya banyak yang penulis ingin sampaikan lagi,, tapi kalau ada pertanyaan, sanggahan, atau untuk berdiskusi, silahkan hubungi penulis melalui email ke slalukangen@yahoo.com.


Hidup adalah 10 % apa yang terjadi pada kita dan 90 % reaksi kita terhadapnya..

Tidak ada komentar: